IHRAMCO.ID, JAKARTA -- Pesantren Tahfizh Daarul Qur’an Bandung bersama PPPA Daarul Qur’an Bandung melaksanakan peletakan batu pertama sebagai simbolis pembangunan Masjid Pesantren Tahfizh Daarul Qur’an Bandung di Ujung Berung, Kota Bandung, pada Ahad (23/5). Acara dihadiri oleh KH. Ahmad Jamil selaku pimpinan Direktorat PesantrenTahfidz SMP Daarul Qur’an Bandung dalam mendidik para siswanya dengan metode habituasi (pembiasaan) dan dengan ketauladanan dari para pendidik dan non pendidiknya. Nilai-nilai karakter yang dikembangkan di Pesantren Tahfidz SMP Daarul Qur’an Bandung bersifat holistik, yakni meliputi karakter pribadi, karakter Qur’ani dan PondokPesantren Tahfizh Dhiya’ul Qur’an di bawah payung hukum Yayasan Dhiya’ Al-Qur’an. SK. MenkumhamAHU-0C08125.AH.01.14 Tahun 2017.Jenjang pendidikan :a. Ma'had Tahfidz Zaid bin Tsabit Cileunyi Bandung merupakan sebuah tempat belajar bagi generasi muda yang ingin fokus menghafalkan AlQur'an dan Hadits berserta materi ilmu cash. Bandung Barat - Keberadaan pondok pesantren di tengah-tengah masyarakat nyatanya tak selalu ditanggapi positif. Seperti yang dialami Ponpes Tahfidz Quran Alam Maroko, di Kabupaten Bandung yang ada di Kampung Maroko, Desa Mekarjaya, Kecamatan Cihampelas, Kabupaten Bandung Barat KBB itu justru mendapat penolakan dari masyarakat karena berbagai fakta-fakta soal Pesantren Tahfidz Quran Alam Maroko yang berkonflik dengan masyarakat sekitar Dituding Memiliki Ajaran SesatWarga di Kampung Maroko, Desa Mekarjaya, Kecamatan Cihampelas, KBB menolak keberadaan Ponpes Tahfidz Quran Alam Maroko yang dianggapnya sesat dan tak sesuai antara warga dengan Ponpes Alam Maroko dimulai ketika warga menuding ada praktik nikah tak resmi yang dilakukan pengurus ponpes dengan seorang warga. Belakangan diketahui jika keduanya merupakan janda dan warga juga menilai ajaran dan praktik keagamaan yang diamalkan pengurus serta santri ponpes sesat karena hanya salat tiga kali dalam sehari ditambah kiblat mereka tak umum seperti umat muslim Desa Mekarjaya Ipin Surjana mengungkapkan garis besar konflik antara warga dengan Ponpes Alam Maroko justru karena pihak ponpes yang disebutnya tak menghargai pengurus RT dan RW setempat."Warga memang inginnya pesantren bubar, karena dianggap tidak menghargai pengurus RT dan RW. Pengelola mendirikan pesantren tanpa izin dulu ke RT dan RW, itu yang membuat warga geram," ungkap Ipin Tidak Memiliki IzinKeberadaan Ponpes Tahfidz Quran Alam Maroko di Kampung Maroko, Desa Mekarjaya, Kecamatan Cihampelas, Kabupaten Bandung Barat, memicu konflik dengan warga diketahui Ponpes Alam Maroko dianggap menyimpang oleh warga karena ajaran yang dipraktikkan tak sesuai kaidah catatan Kementerian Agama Kemenag Kabupaten Bandung Barat, ponpes yang berdiri di atas lahan milik Indonesia Power IP itu juga ternyata belum mengantongi izin."Ponpes Alam Maroko belum memiliki izin operasional dari Kemenag KBB. Dari segi legalitas kita anggap ilegal karena tidak tercatat di pemerintahan. Dalam hal ini Kemenag yang mempunyai kewenangan untuk melakukan pembinaan terhadap lembaga pendidikan Kemenag," ungkap Kepala Kemenag Bandung Barat Ahmad Warga dan Pemilik LahanAktivitas santri di Pondok Pesantren Tahfidz Quran Alam Maroko, Kampung Maroko, Desa Mekarjaya, Kecamatan Cihampelas, Kabupaten Bandung Barat, terancam berhenti di tengah tersebut lantaran ponpes yang berdiri di atas lahan tegalan milik Indonesia Power IP itu diminta untuk segera angkat kaki buntut dari konflik yang terjadi dengan warga kampung PT Indonesia Power Saguling, Agus Suryana mengatakan secara prinsip pihaknya tidak mempermasalahkan siapapun untuk membangun pesantren di atas untuk permintaan relokasi terhadap Ponpes Alam Maroko berdasarkan konflik antara pesantren dan warga ini tidak menemui titik temu meski sudah dilakukan mediasi."Pesantren diberikan kesempatan untuk konsolidasi atau berdamai dengan warga. Manakala tidak terjadi kesepakatan, kita kasih solusi atau alternatif relokasi tempat," ungkap Agus ketika dikonfirmasi. Peletakan batu pertama Pesantren Tahfidz Daarul Quran Bandung. JAKARTA - Pesantren Tahfizh Daarul Qur’an Bandung bersama PPPA Daarul Qur’an Bandung melaksanakan peletakan batu pertama sebagai simbolis pembangunan Masjid Pesantren Tahfizh Daarul Qur’an Bandung di Ujung Berung, Kota Bandung, pada Ahad 23/5. Acara dihadiri oleh KH. Ahmad Jamil selaku pimpinan Direktorat Pendidikan Daarul Qur’an, Ustadz Anwar Sani selaku pimpinan Direktorat Zakat dan Wakaf Daarul Qur’an, KH. Khairurrozi selaku pengasuh Pesantren Tahfizh Daarul Qur’an Bandung, Tri Ratnasari selaku Kepala Cabang PPPA Daarul Qur’an Bandung, Budi Harta Winata selaku donatur, Budi Fadillah selaku donatur, para tamu undangan, santri Pesantren Tahfizh Daarul Qur’an Bandung, dan sejumlah wali santri. “Dalam hidup kita harus punya impian yang besar, dan Bandung adalah salah satu yang harus segera dibangun sebagai penyempurna dream dan trek yakni action. Mudah-mudahan kita bisa menikmati kesempatan berjuang dalam membangun pesantren, karena tidak semua bisa menyaksikan proses terbangunnya suatu pesantren. Ini akan menjadi amalan yang berjamaah yang akan menjadi pahala yang berjamaah pula,” kata pimpinan Direktorat Pendidikan Daarul Qur’an, Ustadz Anwar Sani Dalam pelaksanaan acara peletakan batu pertama ini telah terkumpul dana wakaf sebesar Rp 168 Juta dari para pengurus Daarul Qur’an dan para donatur untuk pembangunan masjid Pesantren Tahfizh Daarul Qur’an Bandung. Harapannya proses pembangunan Pesantren Tahfizh Daarul Qur’an Bandung berjalan dengan lancar dan kelak melahirkan para generasi hebat penghafal Qur’an.

ponpes tahfidz quran di bandung